Sosialisasi sebagai Proses Pembentukan Kepribadian
Ketika siswa baru di kelasmu masuk di hari pertamanya, dia belum mengenal siapa pun di kelas itu. Untuk dapat diterima dengan baik oleh warga kelas itu, siswa baru tersebut harus bersosialisasi dengan seluruh warga kelas. Dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kelasnya. Kegiatan siswa baru yang berkaitan dengan upaya penyesuaian diri dengan lingkungan kelas barunya itu merupakan suatu proses sosialisasi.1. Agen-Agen Sosialisasi
Sosialisasi dapat terjadi dengan bantuan pihak lain. Pihak-pihak yang berfungsi sebagai pelaksana proses sosialisasi biasa disebut sebagai agen sosialisasi. Para agen sosialisasi ini memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Agen sosialisasi tersebut ialah keluarga, teman sebaya, sekolah, masyarakat, dan media massa. Masing-masing agen merupakan media dalam perkembangan kepribadian. a. KeluargaKeluarga merupakan lingkungan pertama seorang anak memulai proses pembentukan kepribadiannya. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dan utama dalam mengenalkan berbagai nilai dan norma kepada anak. Anak akan berinteraksi dengan ayah, ibu, dan saudara kandung. Di dalam keluarga, orang tua memiliki peranan penting dalam meletakkan dasar-dasar bersosialisasi berupa nilai dan norma. Nilai dan norma yang ditanam di dalam keluarga akan menjadi dasar bagi anak untuk bersosialisasi di luar lingkungan keluarga.
b. Teman Sebaya
Agen kedua dalam proses sosialisasi ialah teman sebaya. Teman sebaya merupakan kelompok di luar keluarga yang memiliki peran yang cukup penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Di lingkungan teman sebaya, anak akan menemukan berbagai kepribadian. Dia mungkin akan menemukan nilai-nilai yang berbeda dengan nilai-nilai yang diterima di dalam keluarganya. Dengan demikian, anak akan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan teman sebayanya. Dalam usaha menyesuaikan diri tersebut, dapat terjadi proses pengaruhmemengaruhi. Jika kamu bergaul dengan teman-teman yang suka membaca, kamu pun mungkin akan terpengaruh menjadi seorang yang suka membaca. Jika kamu senang beribadah, sedangkan teman sebayamu tidak, dia mungkin akan mengikuti kebiasaanmu beribadah.
c. Sekolah
Sekolah memiliki sejumlah tata tertib yang harus dipatuhi warga sekolah. Dengan demikian, anak harus menyesuaikan diri dengan tata tertib tersebut. Di sekolah, anak mempelajari beberapa hal baru yang belum dipelajarinya dalam keluarga ataupun teman sebaya. Sekolah memperkenalkan aturan baru yang diperlukan bagi para siswa untuk mulai belajar sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian, aturan-aturan yang telah dipelajari anak di rumah dilengkapi dengan aturan-aturan baru yang dipelajari di sekolah menjadi bekal bagi anak untuk dapat hidup di masyarakat. Jadi, sekolah merupakan agen sosialisasi penghubung antara lingkungan keluarga dan masyarakat. Guru merupakan agen sosialisasi di sekolah yang berperan penting terhadap pembentukan kepribadian seorang anak.
Anak belajar mandiri, contohnya sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab. Kerja sama dalam kelas hanya dibenarkan bila tidak melibatkan penipuan atau kecurangan. Anak belajar meraih prestasi. Sekolah menuntut siswa untuk berprestasi, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Kemampuan yang diperoleh serta keberhasilan maupun kegagalan yang dicapai menjadi dasar bagi penentuan peran di masa mendatang. Anak belajar mengenai universalisme. Setiap siswa mendapat perlakuan sama di sekolah. Seorang siswa mendapat perlakuan berbeda hanya bila didasarkan pada kelakuan siswa di sekolah-apakah ia berkemampuan, bersikap dan bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan sekolah. Anak belajar hal-hal yang spesifik. Kegiatan siswa serta penilaian terhadap kelakuan mereka dibatasi secara spesifik di sekolah. Ia dapat memperoleh nilai jelek dalam satu jam pelajaran, tetapi mungkin meraih prestasi dalam jam pelajaran berikutnya.
d. Masyarakat
Semua orang tinggal dan hidup dalam masyarakat. Di dalam masyarakat, berlaku berbagai adat-istiadat, nilai, dan norma. Dalam memahami adat-istiadat, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat, setiap orang selalu berusaha melakukan sosialisasi agar dirinya dapat diterima keberadaannya di masyarakat. Proses mempelajari adat-istiadat masyarakat setempat itu sangat penting. Jika seorang gagal dalam bersosialisasi dengan lingkungan masyarakatnya, dia akan mengalami kesulitan atau menimbulkan kesulitan bagi lingkungannya. Maka, kita akan mendengar orang mengatakan 'tidak tahu adat'.
e. Media Massa
Media massa merupakan agen sosialisasi yang cukup menarik. Perkembangan teknologi dan informasi media massa seperti koran, majalah, televisi, radio, film, video, dan buku (komik, novel) mempunyai peran yang besar dalam proses sosialisasi. Apa yang dibaca dan yang ditonton akan berpengaruh pada perkembangan pengetahuan. Adakah di antara kamu yang tidak suka menonton televisi? Televisi menawarkan beraneka acara: sinetron, musik, film, berita, infotainmen. Banyak tayangan yang dijadikan model bagi pemirsanya. Di antaranya ada yang berdampak positif bagi sosialisasi maupun berdampak negatif. Contoh dampak negatif media massa bagi kepribadian seseorang ialah tindak kekerasan yang dapat ditiru oleh penonton. Iklan-iklan yang ditayangkan juga dapat mengakibatkan pemirsa menjadi konsumtif. Jadi, jika informasi yang disampaikan media massa itu sesuai dengan norma sosial yang berlaku, dapat terbentuk kepribadian yang positif. Sebaliknya, jika informasi tersebut negatif, dapat terbentuk kepribadian yang kurang baik. Oleh sebab itu, kita harus menyeleksi bahan bacaan dan tontonan kita.
izzz,. sosiooologi.e metu,. hkhkk
BalasHapus